Secara umum MORI adalah kain/pakaian yang dikenakan oleh
manusia bila sudah wafat.
Didalam organisasi PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT)
sabuk Mori hanya bisa didapat dan menjadi hak yang sah dalam kepemilikannya bagi setiap warga baru setelah disahkan menjadi warga PSHT.
Yang tentunya semua itu tidak instan, perlu perjuangan dan kesabaran untuk mendapatkan gelar “WARGA PSHT” .
Kata “SAH” disini memiliki maksud bahwa kita sebagai warga PSHT tidak boleh memiliki (melik marang lian) barang/benda/sesuatu yang memang bukan menjadi hak kita. Dan "Sah" disini dimaksudkan juga bahwa kita sudah diperbolehkan mengamalkan dan menggunakan segala ilmu yang telah dipelajari selama menjadi "siswa" untuk dan demi kebaikan serta untuk semata22 mendapatkan keridhoan dari Tuhan YMK. Segala sesuatu yang berlawanan dengan ajaran PSHT, tentunya sudah menjadi resiko dan tanggung jawab setiap manusia itu sendiri.
Kita mulai pembahasannya........
Mori dalam PSHT hanya sebagai sarana atau tanda bahwa kita sudah disahkan menjadi warga PSHT. Dan sebagai pengingat bahwa semua ciptaan-NYA suatu saat pasti akan kembali kepadanya, dan dalam setiap benda yang dikatakan hidup, pasti suatu saat akan mati. Maka setiap manusia yang menyadari dan memahami kelak akan mati akan senantiasa menjaga prilakunya untuk selalu dalam jalan kebaikan, dan dalam setiap langkahnya akan selalu hanya ditujukan untuk mendapat ridho dari Sang Pencipta.
Yang tentunya semua itu tidak instan, perlu perjuangan dan kesabaran untuk mendapatkan gelar “WARGA PSHT” .
Kata “SAH” disini memiliki maksud bahwa kita sebagai warga PSHT tidak boleh memiliki (melik marang lian) barang/benda/sesuatu yang memang bukan menjadi hak kita. Dan "Sah" disini dimaksudkan juga bahwa kita sudah diperbolehkan mengamalkan dan menggunakan segala ilmu yang telah dipelajari selama menjadi "siswa" untuk dan demi kebaikan serta untuk semata22 mendapatkan keridhoan dari Tuhan YMK. Segala sesuatu yang berlawanan dengan ajaran PSHT, tentunya sudah menjadi resiko dan tanggung jawab setiap manusia itu sendiri.
Kita mulai pembahasannya........
Mori dalam PSHT hanya sebagai sarana atau tanda bahwa kita sudah disahkan menjadi warga PSHT. Dan sebagai pengingat bahwa semua ciptaan-NYA suatu saat pasti akan kembali kepadanya, dan dalam setiap benda yang dikatakan hidup, pasti suatu saat akan mati. Maka setiap manusia yang menyadari dan memahami kelak akan mati akan senantiasa menjaga prilakunya untuk selalu dalam jalan kebaikan, dan dalam setiap langkahnya akan selalu hanya ditujukan untuk mendapat ridho dari Sang Pencipta.
Banyak diantara kita (warga PSHT) meng- arti-kan “lebih” dalam kepemilikan mori tersebut, menganggap
bahwa MORI adalah semacam benda pusaka yg di keramatkan, ada juga yg menganggap bahwa MORI mempunyai yoni atau
ada penunggunya atau berisikan prewangan .
Ada yang bilang seperti
” MORI JANGAN TERKENA SINAR MATAHARI, MORI JANGAN DIPERAS, JANGAN DICUCI
DETERGEN, MORI JANGAN DITINDIH DENGAN PAKAIAN LAIN, MORI JANGAN DIJEMUR DITERIK
MATAHARI, APALAGI DICUCI DI TEMPAT LOUNRY, dlsbg “
“BENAR ATAU SALAH KUTIPAN KALIMAT DIATAS”
Pernyataan seperti itu sering kita dengar, dan fatalnya lagi bahkan kita
mengajarkannya kepada para calon warga PSHT tanpa didasari oleh pengetahuan
yang kuat. Bila itu yang terjadi hasilnya kita akan mencetak generasi penerus
PSHT yang salah arah, terlebih lagi
bisa2 bagi kita yang muslim bahkan tanpa sadar kita telah menjalani
kemusyrikan, dan bahkan kita melanggengkan perbuatan musryik tersebut melalui
penyampaian kepada para calon warga baru.
“SILAHKAN
DIFAHAMI DOSA DARI PERBUATAN MUSRYIK” pada link berikut...
Sekarang kita
bahas satu persatu, serta kita dalami bersama...
INGAT !!! Sebelum kita selisih paham ada baiknya kita
sepakati bahwa kita belajar di PSHT dengan tujuan untuk memperoleh dan
mendapatkan ilmu serta memperoleh jalan kemudahan dalam hal penyerahan diri kepada
Tuhan YMK. Besi yang tak dihiraukan, bila ditempa, dibakar dalam bara api,
dimasukkan dalam air, dipanaskan didinginkan begitu seterusnya, dibentuk dengan
penuh kesabaran dan ketelatenan maka
yang terjadi adalah besi tersebut akan berubah bentuk menjadi suatu benda
(keris/pedang) yang tidak dipandang sebelah mata baik dari bentuk dan nilai
seninya. Begitu juga kita, perjuangan berat untuk menjadi warga PSHT senantiasa
menjadikan kita sebagai manusia yang lebih baik, baik secara jasmani maupun
rohani kita.
INGAT!!! Rawatlah mori sebaik mungkin karna umur manusia tidak ada yang tau. Bila
kita ditakdirkan hidup untuk 10 atau 20
atau bahkan 60 tahun lagi maka mungkinkah mori itu akan awet dalam waktu yang
cukup lama ??? Adakah satu diantara kita yang memiliki kain yang sudah berumur
puluhan tahun yang masih utuh (tidak
mrepel, mbladush) bila itu dirawat dengan ala kadarnya ???
Kain Mori berwarna putih ????
Yang dimaksud adalah kain yang berwarna putih, yang
umumnya dipakai juga oleh para jenazah. Tapi biasanya mori yang dipakai
pengesahan adalah mori yang berbahan sederhana dan murah harganya, ini
melambangan bahwa warga SH Terate diharapkan mampu hidup dalam kesederhanaan,
walaupun dirinya bergelimang harta/kekuasaan. Karna jika kita mati kelak, tidak
ada satu barang atau benda hasil jerih payah kita yang dibawa ke liang lahat
kecuali selembar kain MORI. Semahal apapun kain mori, sebagus apapun jenis
bahannya, tidak akan pernah abadi bila sudah termakan tanah (terkubur). Hanya
iman, amal dan ilmu yang diamalkan untuk kebaikan yang senantiasan menemani
kesendirian kita kelak di liang lahat.
Panjang mori sakdedeg sakpengawe ???
Panjang sekitar tinggi badan masing2 ditambah panjang lambaian tangan kita, panjang boleh juga lebih dari ketentuan panjang, ini juga suatu lambang bahwa hendaknya cita-cita/kemauan kita harus diukur dengan kemampuan kita sendiri. Agar kita dalam menjalani kehidupan, menjadi manusia yang bersyukur kepada Tuhan YMK.
Panjang sekitar tinggi badan masing2 ditambah panjang lambaian tangan kita, panjang boleh juga lebih dari ketentuan panjang, ini juga suatu lambang bahwa hendaknya cita-cita/kemauan kita harus diukur dengan kemampuan kita sendiri. Agar kita dalam menjalani kehidupan, menjadi manusia yang bersyukur kepada Tuhan YMK.
Dalam tujuan mendapatkan sesuatu kita harus berjuang dahulu semaksimal mungkin sehingga apa yang menjadi harapan dan tujuan kita bisa tercapai.
Kenapa mori tdk boleh di jemur di terik matahari ???
Maksudnya bukan kita takut bila yoni/prewangan/ penunggunya
hilang , atau nanti yang punya mori bisa sakit demam (nggregesi), namun itu
semua untuk menjaga keutuhan serta ketahanan serat kainnya. Salah satu buktinya
ialah setelah pengesahan ada beberapa diantara kita yang berlari dari lokasi
pengesahan menuju ke rumah, mori terkena sinar matahari. Hal itu tidak
berpengaruh banyak dengan yang punya mori.
MORI tdk boleh di cuci memakai diterjen ???
Sebelum menjawab kita pahami dl bahan deterjen terbuat
dari apa. Kandungan bahan detergen bisa membuat serat kain menjadi rusak.
Mori tdk boleh di peres/diuntir?
Jawabannya sama, kalau diperas serat kain bisa rusak dikawatirkan mori bisa sobek.
Mori dicuci wajib setahun sekali ??? dilaksanakan pada bulan Muharam(suro) saja ???
Mori bisa dan boleh dicuci dibulan lain, bila diperlukan,
suatu contoh bila rumah tempat dimana mori disimpan terkena musibah (contohya
banjir), apakah pemilik mori akan menunggu hingga datangnya bulan suro????
Tentu tidak kan ?
Wajibkah setiap bulan suro harus mencucinya ???
Untuk pertanyaan ini jawabannya tentu kita kembalikan
kepada masing2 pemilik mori. Bila tidak ada UDZUR/halangan maka sebisa mungkin
kita jalankan wasiat pelatih kita.
Kenapa bulan suro ???
Karena dalam sisi ilmu kerohanian banyak diantara manusia
yang “lelaku”/ “ngumbah gaman” pada bulan suro. Dan bulan suro adalah bulan
yang baik. Silahkan cari tau sendiri hal22/sejarah kejadian yang terjadi
didalam bulan suro (muharam).
Perlu Diingat !!! Segala sesuatu yang tidak kita fahami
akan lebih baik bila kita sebatas menghormati adat & kebudayaan leluhur
kita.
Mori dicuci dengan bunga setaman ???
Jaman dahulu yang jelas belum ada jenis pewangi kecuali
yang berasal dari kembang22 tertetu.
Wangi kembang tidak merusak serat kain karena alami, beda
dengan pewangi kimia saat ini. Yang perlu diingat sisa22 kelopak bunga yang menempel ke mori dibersihkan, agar tidak
meninggalkan bercak pada mori.
Bunga setaman juga perlambang untuk memotivasi kita agar
selalu menjaga keharuman nama dimasyarakat layaknya bunga setaman yg harum,
saat mencuci kita introspeksi diri supaya tindak tanduk kita dimasyarakat bisa
putih bersih seperti mori yg tanpa noda. Maksudnya kita selalu menjaga keharuman
nama kita, menjaga heharuman nama organisasi PSHT, jadi semakin lama kita hidup haruslah tingkah
laku kita semakin baik, bukan sebaliknya. Yang perlu diingat oleh sedulur Warga
PSHT bahwa mori merupakan lambang
kesucian dalam berprilaku. Supaya bisa menjadi uyah lan ragining bebrayan Dan
memang lebih baik menggunakan bunga karena bahan alami selain itu zat kimia yg
ada pada deterjen/sabun itu bisa merusak kain (mrepel kalau istilah jawanya)
mengingat kita hanya punya satu mori yg bahannya adalah asli kapas yg akan
hancur ketika berkalang tanah.
Terlepas benar
atau salah hal2 yang berkaitan dengan mori, butuh pemahaman serta pendalaman
terkait Mori dalam PSHT. Disini admin menyampaikan sebatas pengetahuan saja yang bertujuan tidak lain hanyalah mengingatkan kepada semua saudara-saudara semua bahwasanya "Tiada pertolongan tanpa seijin dan ridho Tuhan YMK ".
Pesan Admin : Kuatkan keyakinan iman dihati, karna kita terkadang tidak menyadari bahwa perbuatan kita telah "MENDUAKAN" ke-ESAan-NYA.
Pesan Admin : Kuatkan keyakinan iman dihati, karna kita terkadang tidak menyadari bahwa perbuatan kita telah "MENDUAKAN" ke-ESAan-NYA.
Itulah sekilas berbagai hal yang berkaitan dengan MORI
dalam PSHT.
Semoga sedikit ulasan diatas menambah wawasan kita serta
memperkuat keyakinan kita terhadap perintah dan larangan Tuhan YMK, dan menambah keyakinan
kita terhadap semua ajaran yg ada didalam PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE yang
kita cintai.
Salam Persaudaraan..
Salam Persaudaraan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.